Guru MIN 1 Kota Malang Ikuti Simposium Kurikulum Merdeka dan Edukasi Rupiah Bersama Tim Penguji dari Berbagai Instansi Pendidikan

M1NEWS —Mutik Atul Khoiriyah, S.Pd, guru MIN 1 Kota Malang, berpartisipasi dalam Simposium Penilaian Produk Dokumen Pembelajaran Kurikulum Merdeka Integrasi dengan Materi Edukasi Rupiah yang diadakan pada Rabu, 9 Oktober 2024, di Hotel Sheraton, Surabaya. Simposium ini bertujuan untuk menilai kelayakan dokumen pembelajaran Kurikulum Merdeka yang mengintegrasikan materi edukasi Rupiah dalam proses pembelajaran.

Acara ini dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, termasuk Pimpinan Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KpwBI) Jawa Timur, Bandoe Widiarto, yang berbicara tentang pentingnya edukasi keuangan, khususnya terkait pemahaman tentang Rupiah, di dalam materi pembelajaran. Selain itu, hadir pula Dr. Sugiyo, M.Pd, Kepala Bidang Pembinaan Madrasah Kanwil Kemenag Jawa Timur, serta Dr. Ninik Kristiani, M.Pd, sebagai pendamping penyusun dokumen pembelajaran.

Sebagai bagian dari program Cinta Bangga Paham Rupiah (CBP) yang diinisiasi oleh Bank Indonesia (BI), edukasi Rupiah bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang Rupiah sebagai alat pembayaran yang sah, simbol kedaulatan negara, serta alat pemersatu bangsa. Melalui program ini, masyarakat diajak untuk lebih mengenal Rupiah, tidak hanya sebagai mata uang, tetapi juga sebagai identitas penting negara Indonesia. Integrasi edukasi Rupiah dalam Kurikulum Merdeka diharapkan dapat memperluas wawasan siswa tentang peran dan pentingnya Rupiah dalam kehidupan sehari-hari serta menumbuhkan kebanggaan terhadap mata uang nasional.

Proses penilaian dokumen ini dilakukan oleh tim penguji dari berbagai instansi pendidikan. Tim tersebut terdiri dari perwakilan Pusat Kurikulum dan Pembelajaran Kemendikbudristek yang hadir secara online, serta beberapa pejabat pendidikan dari tingkat provinsi dan kota yang hadir secara offline. Penguji termasuk dari Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, Dinas Pendidikan Kota Surabaya, serta perwakilan Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah Surabaya. Kehadiran mereka memberikan perspektif yang lebih luas dalam menilai dokumen pembelajaran, baik dari segi kurikulum maupun teknis implementasi.

Mutik Atul Khoiriyah mencuri perhatian ketika di akhir sesi, ia mengajak seluruh peserta menyanyikan lagu CBP Rupiah yang ia gubah dari lagu daerah “Si Patokaan” asal Sulawesi Utara. Lagu ini berfungsi sebagai media edukasi kreatif mengenai Rupiah. “Semua peserta antusias menyanyi bersama. Suasana menjadi lebih rileks setelah sebelumnya cukup tegang karena pembahasan materi yang berat, terutama dari tingkat SMP dan SMA,” ungkap Mutik.

Simposium ini menjadi momentum penting dalam memperkuat implementasi Kurikulum Merdeka, khususnya dengan mengintegrasikan materi edukasi yang relevan seperti keuangan. Diharapkan, melalui upaya ini, siswa madrasah tidak hanya cerdas secara akademis tetapi juga memiliki pemahaman yang mendalam tentang keuangan dan kebanggaan terhadap Rupiah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Need Help? Chat with us