M1NEWS— Lantunan talbiyah menggema penuh semangat dari ratusan siswa kelas 4 dan 5 MIN 1 Kota Malang di Gedung Islamic Center Kota Malang, Rabu pagi (21/5/2025).
“Labbaikallahumma labbaik, labbaika la syarika laka labbaik. Innal hamda …,” suara-suara kecil itu bersahutan, menandai dimulainya kegiatan manasik haji sebagai bagian dari rangkaian Gema Dzulhijjah 1446 H.
Manasik haji bukan sekadar meniru rangkaian ibadah, kegiatan ini menyimpan makna yang lebih dalam. Di antara kain ihram dan bendera-bendera warna-warni yang berkibar terselip semangat anak-anak untuk memahami arti taat, rela berkorban, dan cinta yang tulus kepada Allah SWT.
Kegiatan manasik haji ini turut dihadiri oleh Kasi Pendidikan Madrasah (Pendma) Kantor Kementerian Agama Kota Malang, Abdul Mughni, M.Pd, dan pengawas madrasah Mahmiyah, M.Pd. Dalam sambutannya, Abdul Mughni menekankan bahwa kegiatan seperti ini adalah bagian dari pembelajaran yang menanamkan nilai-nilai karakter secara konkret.
“Mudah-mudahan kegiatan yang dilakukan MIN 1 Kota Malang ini menjadi wujud dari pembelajaran Kurikulum Cinta yang menanamkan cinta kepada Allah, Rasulullah, orang tua, dan lingkungan. Untuk menanamkan karakter, tidak cukup hanya di dalam kelas. Ini adalah langkah nyata agar anak-anak mampu melaksanakan nilai-nilai pelajaran dalam kehidupan sehari-hari,” ujar Mughni.
Para siswa dibagi dalam beberapa kelompok kecil yang masing-masing dipandu oleh karom (ketua rombongan) dari kalangan guru. Setiap kelompok mewakili jamaah dari berbagai negara, ditandai dengan bendera-bendera nasional yang mereka bawa, menciptakan suasana seperti haji internasional yang sesungguhnya.
Di lantai 2 Gedung Islamic Center Kota Malang, beberapa titik penting dalam ibadah haji direplika untuk kebutuhan pembelajaran. Anak-anak diajak mengelilingi replika Ka’bah, berdiri di Multazam, salat di depan Maqam Ibrahim, serta mengenal Hijir Ismail, Shafa, dan Marwa. Tak ketinggalan, mereka juga menjalani wukuf di Arafah, bermalam di Muzdalifah, dan melempar jumrah di Ula, Wustha, serta Aqobah.
Satu per satu, siswa mengalami langsung proses manasik dengan tertib, dipandu arahan dari para guru yang telah menyiapkan lokasi-lokasi simbolis seperti Baabus Salam, Mina, dan Mas’aa. Tak hanya menambah pemahaman, kegiatan ini juga memberi pengalaman emosional yang mendalam.
Mewakili Kepala Madrasah yang berhalangan hadir, Koordinator Bidang Kesiswaan, Nurul Yaqin, M.Pd, turut menyampaikan sambutan dan harapan.
“Mudah-mudahan dengan kegiatan ini, kita semua—terutama anak-anak kita—ditakdirkan untuk benar-benar sampai ke Baitullah suatu hari nanti. Salam dari Ibu Kepala Madrasah kita, Ibu Ais, untuk semua peserta,” ucap Pak Yaqin.
Manasik haji kali ini menjadi bukti bahwa pembelajaran spiritual tidak harus menunggu usia dewasa. Sejak dini, anak-anak diajak memahami dan merasakan atmosfer ibadah haji, sekaligus menanamkan rasa rindu ke Tanah Suci.




















