M1NEWS- Suasana berbeda tampak di ruang kelas 5 MIN 1 Kota Malang, Rabu (28/5/2025). Meja-meja tertata rapi menyerupai rumah makan lengkap dengan peralatan makan, kartu menu, dan aneka sajian khas Nusantara. Aroma harum makanan pun memenuhi udara.
Kegiatan bertajuk Gebyar Expo Kuliner 2025 ini merupakan bagian dari Project Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Rahmatan lil ‘Alamin (P5RA) dengan tema “Kewirausahaan”. Para siswa menampilkan langsung hasil praktik mereka dalam menyajikan dan memasarkan makanan.

“Ini merupakan bagian dari pembelajaran entrepreneur yang tetap berjiwa akhlakul karimah,” kata Koordinator Kelas 5, Handri Setiawan, M.Pd., di sela kegiatan.
Bersama Paguyuban Orang Tua Siswa (POS), para siswa membawa makanan yang telah dimasak dari rumah untuk kemudian ditata dan dipresentasikan di ruang kelas. Mereka berkelompok, duduk melingkar berisi enam hingga delapan siswa, dan menata sajian sejak pagi.
Aneka makanan tradisional dihidangkan, mulai dari nasi kuning, pecel, tahu telur, soto, ayam kremes, nasi urap, hingga bakmi dan ayam bakar. Tak ketinggalan berbagai kudapan seperti puding, sempol, salad, es buah, jamu, dan jus buah turut meramaikan meja display.
Setelah menata makanan, para siswa mempresentasikan proses pembuatan hidangan, bahan-bahan yang digunakan, hingga strategi pemasaran yang mereka rancang untuk menarik calon konsumen.
Setelah sesi presentasi, para siswa menikmati hasil hidangan mereka bersama dalam suasana kebersamaan. Pada momen ini, guru-guru yang ditunjuk sebagai juri turut menilai adab makan para siswa sesuai ajaran Islam. Penilaian ini mencakup etika sebelum makan, cara menyantap makanan, hingga kebersihan setelah makan.
Handri menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan:
- Mengenalkan konsep kewirausahaan kepada siswa.
- Menumbuhkan jiwa entrepreneur sejak dini.
- Melatih keterampilan mendisplay dan menawarkan produk.
- Mengajarkan adab makan yang Islami.
“Kami berharap siswa dapat mendalami konsep kewirausahaan secara langsung melalui praktik, dari cara menata produk hingga melakukan promosi. Sebagai siswa muslim, mereka juga kami harapkan tetap memegang teguh identitas kesalehan dalam berwirausaha,” ujar Handri.
Kegiatan ini menjadi bukti bahwa pembelajaran di madrasah tidak hanya fokus pada teori, tetapi juga keterampilan hidup yang aplikatif dan berakar pada nilai-nilai keislaman.































