Kota Malang, M1NEWS- Guru MIN 1 Kota Malang, M. Dwi Cahyono, S.Pd., M.Pd.I., kembali menorehkan capaian membanggakan dengan menjadi narasumber pada 10th International Conference on Islamic Education (ICIED) yang digelar Kamis (27/11/2025) oleh Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.
Konferensi internasional yang mengusung tema “Impactful Education: Integrating Technology and Ecotheological Values for Sustainable Future” ini menghadirkan dua rangkaian kegiatan, yaitu konferensi utama dan sesi paralel. Pada konferensi utama, tampil para akademisi dan pakar internasional, di antaranya Prof. Dr. Dinn Wahyudin, M.A. (Universitas Pendidikan Indonesia), Prof. Dr. Yaoping Liu (ISIC–Rajamangala University of Technology Krungthep, Thailand), Prof. C. Jeff Anderson (Kyushu International University, Japan), Prof. Dr. Abdul Aziz, M.Pd. (UIN Malang), Dr. Marie McGregor (University of New South Wales, Australia), dan Nor Ismah, Ph.D. (National University of Singapore).
Sementara itu, M. Dwi Cahyono menjadi pengisi pada acara paralel, tepatnya dalam sesi Parallel Session: Scholars Talks yang mengangkat topik “Integrating Ecotheological Value into 21st Century Learning Innovations to Create Impactful Education.” Pada sesi ini, beliau hadir bersama para narasumber lainnya, yaitu Prof. Taufiqurrahman, M.Pd.; Prof. Esa Nur Wahyuni, M.Pd.; dan Ida Fitri Anggraini, S.Pd., M.Pd. Keberagaman latar belakang para pemateri memberikan perspektif luas terkait penerapan nilai ekoteologi dalam inovasi pembelajaran di berbagai jenjang pendidikan.
Berdasarkan paparan yang dirangkum dari blog pribadi, Pak Dwi membawakan materi berjudul “Dari Ayat ke Aksi: Ekoteologi dalam Kokurikuler ‘Madrasahku Hijau’ di MIN 1 Kota Malang.” Ia menggambarkan bagaimana program kokurikuler Madrasahku Hijau (Program luar kelas di MIN 1 Kota Malang) dirancang untuk membangun perilaku ekologis siswa secara berkelanjutan, sesuai dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, khususnya SDG 4.7 (Education for Sustainable Development).
Pak Dwi menekankan bahwa ajaran Islam seharusnya tidak berhenti pada pemahaman teks, tetapi harus diwujudkan dalam tindakan nyata. Konsep Ekoteologi menjadi dasar moral program tersebut, berpijak pada ajaran Al-Qur’an tentang manusia sebagai khalifah fil ardh (penjaga bumi) dan larangan melakukan kerusakan di bumi. Melalui pendekatan ini, Madrasahku Hijau berupaya menumbuhkan kesadaran ekologis, membangun karakter peduli lingkungan, serta mendukung pencapaian Adiwiyata madrasah.
Diskusi dalam sesi Scholars Talks semakin menguatkan pentingnya pendidikan berwawasan ekoteologi sebagai strategi pembelajaran abad ke-21 yang relevan, inovatif, dan berkelanjutan. Kiprah M. Dwi Cahyono di forum internasional ini menjadi bukti bahwa praktik pendidikan di MIN 1 Kota Malang mampu memberikan kontribusi nyata bagi pengembangan pendidikan Islam di level global.








