MIN 1 Kota Malang Hadirkan Dekan Tarbiyah UIN dalam Workshop Pemberdayaan Guru

agusmaimunagusmaimunb

Kota Malang (MIN 1) – Guru MIN 1 Kota mendapatkan penyegaran ilmu kependidikan dari Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Malang, Agus Maimun. Kesempatan itu didapat guru dalam wokshop pemberdayaan guru bertema Pengembangan Kurikulum dan Metodologi Pembelajaan di Madrasah Ibtidaiyah yang dilaksanakan di aula MIN 1 pada Jumat (1/11).

Pada kesempatan itu Maimun menyampaikan dunia pendidikan dituntut menyiapkan insan yang berakhlaq dan mampu bekerja pada zamannya. Seperti halnya yang pernah disampaikan Sayyidina Ali Ajarilah anak-anakmu untuk menghadapi zamannya. Namun ada tugas tidak mudah para pendidik, yaitu pekerjaan zaman yang akan datang tidak dapat diprediksi saat ini.

“Kita dan para praktisi pendidikan lainnya mempunyai tugas yang tidak mudah. Diantaranya selain tujuannya akhlaq, kita mengajarkan anak agar dapat bekerja saat dewasa nanti. Namun lapangan pekerjaan pada saat anak dewasa belum bisa diprediksi dengan tepat saat ini, banyak tenaga kerja yang telah digantikan oleh mesin,” ujarnya.

Lebih lanjut ia menyampaikan berdasarkan survey yang dilakukan akhir-akhir ini disimpulkan tuntutan orang tua kepada dunia pendidikan yaitu anak rajin shalat, bisa mengaji, handal dalam tekhnologi informasi, berprestasi dalam olahraga dan seni, serta bisa berbahasa asing.

“Kita harus bisa memenuhi tuntutan orang tua terhadap pendidikan yaitu anaknya rajin shalat, bisa mengaji, handal dalam teknologi informasi, berprestasi dalam olahraga dan seni, serta bisa berbahasa asing,” tutur pria yang telah mengajar 29 tahun di UIN itu.

Pada kesempatan itu juga kepada peserta workshop, Agus Maimun menyampaikan kewajiban seorang guru adalah menguasai materi, hal itu ditandai dengan mampu membuat peta pikiran. Masih pada kesempatan yang sama, ia juga menyampaikan ada empat tipe guru di dunia ini.

“Ada empat tipe guru, pertama guru yang kemampuannya bagus dan disiplin tinggi, kedua guru yang memiliki kemampuan bagus namun disiplin kurang, ketiga guru yang kemampuannya kurang namun disiplin tinggi, dan yang terakhir guru yang kemampuan dan disiplinnya kurang. Maka marilah kita menjadi guru tipe pertama,” pungkasnya. (DwiCy)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Need Help? Chat with us