Kota Malang (MIN 1) Dalam rangka mewujudkan sekolah ramah anak, di penghujung Ramadan Kamis (28/04/2022) MIN 1 Kota Malang menggelar kegiatan Sosialisasi SRA dan Konvensi Hak Anak, sebagai narasumber Fifie Indayani, M.Psi. Acara dihadiri oleh seluruh bapak/ibu guru dan karyawan, beberapa pengurus komite, dan pengurus POS bertempat di serambi masjid. Berlansung secara tatap muka mulai pukul 08.00-10.00 dengan memperhatikan protokol kesehatan.
Acara dipandu oleh moderator Khoirul Mujahidin dan dibuka oleh Drs. Suyanto, M.Pd. selaku Kepala Madrasah MIN 1 Kota Malang. Selain jadi ajang menambah wawasan dan pengalaman Suyanto berharap dengan kegiatan ini bapak/ibu guru dapat melakukan pendampingan dalam masa tumbuh kembang anak-anak agar bisa belajar dengan baik karena mereka merupakan generasi yang menjadi tongkat estafet dalam meneruskan perjuangan dan cita-cita bangsa. Setelah sambutan, acara dilanjutkan dengan sesi pemaparan.
Satuan Pendidikan Ramah Anak (SRA) adalah satuan pendidikan formal, nonformal dan informal yang aman, bersih dan sehat, peduli dan berbudaya lingkungan hidup, mampu menjamin, memenuhi, menghargai hak-hak anak dan perlindungan anak dari kekerasan, diskriminasi dan perlakuan salah lainnya. Tumbuh kembang anak perlu diperhatikan secara positif baik secara fisik dan mental. Anak memerlukan rasa aman/ nyaman, terhindar dari ancaman, kekerasan, bulliying dan lain-lain. “Kekerasan anak dapat terjadi karena 55% orang tua memberikan akses pada kepemilikan HP dan internet, tetapi 63% orang tua tidak melakukan pengawasan terhadap konten yang diakses anak-anak (Data KPAI), ”ujar Psikolog jebolan Universitas Muhammadiyah Malang ini.
“Upaya pencegahan dapat dilakukan dengan mendorong anak untuk mandiri sesuai usia, bangun konsep diri yang positif, latih anak untuk mengenal perilaku positif & negative, ciptakan lingkungan yang nyaman, dan latih anak bersikap asertif, “ungkapnya menambahkan.
Acara dilanjutkan sesi tanya jawab. Begitu menarik sekali paparan yang disampaikan nara sumber. Peserta terlihat bersemangat dan sangat antusias terbukti dengan banyaknya pertanyaan yang diajukan. Di antaranya ada yang bertanya tentang bagaimana cara efektif penanganan agar seseorang tidak terus dibulli terus-menerus, bagaimana penanganan kepada anak yang terlanjur kecanduan game online?, apakah semua sekolah dapat menjadi sekolah inklusif? dan lain-lain.
Usai tanya jawab di akhir sesi Fifie menegaskan bahwa sekolah diharapkan tidak hanya melahirkan generasi yang cerdas intelektual, namun juga melahirkan generasi yang cerdas secara emosional dan spiritual. Tetap semangat Bapak/Ibu Guru, jalani tugas dengan ihlas dan penuh kasih sayang. (irm@)